Jumat, 26 Juni 2009

keindahan manado

Taman Laut Bunaken

Memiliki potensi pariwisata yang spesifik, seperti potensi biologis daratan yang kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna spesifik, habitat mangrove dan padang lamun, habitat pantai pasir dengan pantai pasir putihnya, habitat terumbu karang yang dihuni lebih dari 2.000 jenis ikan seperti ikan napoleon dan jenis ikan purba yakni ikan raja laut (coellacanth), dan habitat laut dalam.

Taman Laut Bunaken

Taman Laut Bunaken

Keindahan taman lautnya dapat dilihat pada lokasi-lokasi yang disebut dengan Lekuan 1, 2 dan 3; Fukui; Mandolin; Tanjung Parigi; Ron’s Point, Sachiko Point; Pangalisang; Muka Kampung; dan Bunaken Timur.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini antara lain menikmati taman laut dengan cara sigtseeing (berkeliling) naik perahu berkaca (katamaran), snorkeling (berenang memakai alat pernapasan), diving (menyelam), photography underwater (foto bawah laut), sunbathing (mandi matahari), dan tamasya pantai.

Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu perahu berkaca, diving center, cottage (penginapan), rumah makan, dan pendopo dengan kios cenderamata.

Sunset Manado

Sunset Manado

Lokasinya berada di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken sekitar 7 mil dari Pelabuhan Manado yang dapat ditempuh selama 35 menit dengan menggunakan transportasi laut.

wisata gua


KAWASAN KARST NAGA UMBANG LHOK NGA
KAWASAN KARST NAGA UMBANG LHOK NGA

Kawasan Karst adalah kawasan batu gamping atau dolomit yang bentukan bentang alamnya berkembang pada batuan karbonat yang mudah larut, sebagai akibat dan proses pelarutan oleh air dengan kata lain, Karst adalah bentuk bentang alam pada batuan karbonat yang ditandai oleh fenomena khas, [...]

taman nasional komodo

Wisata Taman Nasional Pulau Komodo

Bagi Anda yang gemar bepergian, Anda pasti tak ingin melewatkan objek wisata yang mengesankan di seluruh penjuru nusantara. Berpetualang ke pulau-pulau yang eksotis, menyelami birunya laut, dan bermandikan cahaya mentari akan membuat liburan Anda tak terlupakan. Bayangkan, Anda juga berkesempatan untuk melihat jejak-jejak kehidupan masa lalu yang terpelihara, sekaligus berperan serta menjaga kelestariannya. Anda dan keluarga tak hanya betah menikmati wisata alamnya, tetapi juga bangga menjadi bagian dari ragam keindahan Indonesia. Dan di sini, di Taman Nasional Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, Anda akan mendapatkan semuanya.

Pulau Komodo terletak di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sejak tahun 1980, kawasan seluas 1.817 km2 ini dijadikan Taman Nasional oleh Pemerintah Indonesia, yang kemudian diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada 1986. Bersama dua pulau besar lainnya, yakni Pulau Rinca dan Padar, Pulau Komodo dan beberapa pulau kecil di sekitarnya terus dipelihara sebagai habitat asli reptil yang dijuluki “Komodo Dragon” ini.

Menyandang nama latin Varanus Komodoensis dan nama lokal “Ora”, kadal raksasa ini menurut cerita dipublikasikan pertama kali pada tahun 1912 di harian nasional Hindia Belanda. Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor adalah orang yang telah mengenalkan komodo kepada dunia lewat papernya itu. Semenjak itu, ekspedisi dan penelitian terhadap spesies langka ini terus dilakukan, bahkan dikabarkan sempat menginspirasi Film KingKong di tahun 1933. Menyadari perlunya perlindungan terhadap Komodo di tengah aktivitas manusia di habitat aslinya itu, pada tahun 1915 Pemerintah Belanda mengeluarkan larangan perburuan dan pembunuhan komodo.

komodo1 Berkat usaha pemerintah dan masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian Taman Nasional, wisatawan yang datang kini dapat berkunjung dan melihat dari dekat kehidupan reptil purba ini. Dengan panjang tubuh 2-3 meter, komodo dapat memiliki berat hingga 70-100 kilogram. Hewan yang menyukai tempat panas dan kering ini hidup di habitat sabana atau hutan tropis pada ketinggian rendah. Jika malam tiba, komodo bersarang di lubang dengan dalam 1-3 meter sambil menjaga panas tubuhnya di malam hari. Sebagai karnivora yang berada di puncak rantai makanan, mangsa Komodo antara lain kambing, rusa, babi hutan, dan burung. Pada kondisi tertentu, Komodo dapat berperilaku kanibal dengan memangsa Komodo lainnya. Dengan mengandalkan indera penciuman pada lidahnya, komodo dapat mencium bangkai mangsanya hingga sejauh 9 kilometer. Gigitannya yang mengandung bisa dan bakteri yang mematikan, ditambah cakar depannya yang tajam merupakan senjata alaminya. Selain itu, komodo ternyata mampu berlari 20 kilometer per jam dalam jarak yang pendek, memanjat pohon, berenang, bahkan menyelam.

pantai virgin di bali

Pantai Padang-padang (atas) dan Pantai Uluwatu (bawah)




‘Bali punya gorgeus landscape ’, begitu puji SBY di pembukaan ADB Annual Meeting yang disambut riuh seluruh audiens. Pastinya, kalimat tadi merefer ke puluhan pantai yang dimiliki Bali. Sudah barang biasa kita dengar nama-nama pantai seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua atau Jimbaran. Harus diakui keindahan pantai-pantai tadi memang masih legendaris, tapi keramaiannya itu yang membuat wisatawan kadang mencari pantai lain yang punya taste ketenangan dan alam yang masih perawan. Di selatan Bali, sekitar 20 km dari bandara Ngurah Rai kita bisa temukan keunikan ini. Cobalah kunjungi pantai Geger, Uluwatu atau Padang-padang.

Pantai Geger berlokasi di wilayah Nusa Dua. Tinggal belok kanan di perempatan akhir jalur By Pass Ngurah Rai, Pantai Geger bisa ditempuh 10 menit dari jalur tersebut dengan mobil pribadi atau motor. Nggak seperti pantai-pantai di Jawa yang selalu pasang tarif untuk dikunjungi, pantai-pantai Bali terkenal gratisan. Kita cukup menyediakan kocek Rp 1.000,- untuk parkir atau tidak perlu sama sekali karena banyak juga yang tidak ada penjaga parkirnya. Begitu juga dengan pantai Geger soalnya kita bisa menikmati keindahannya sepuasnya, sepi dan gratis-tis. Ketenangan di Pantai Geger dijamin, nggak ada turis sama sekali di pantai ini karena sepertinya potensi yang dimiliki belum begitu diekspos.

Di awal memasuki kawasan pantai Geger kita akan disambut oleh lahan parkir yang cukup luas tapi belum terkelola, ditambah lagi dengan sebuah resto seafood yang agak sepi. Untuk turun ke pantai harus melewati semak belukar yang agak tinggi. Tapi jangan khawatir karena semak-semak ini nggak terlalu luas. Di akhir semak-semak tadi kita akan menemui tangga kecil ke arah bawah untuk melintasi batu karang dan akhirnya sampai ke pasir putih pantai ini. Keindahannya terasa betul karena susunan batu karang didukung dengan pasir putih yang landai terlihat begitu kompak dengan permukaan laut yang berwarna kebiruan. Apalagi ditambah dengan suasana tenangnya, membuat kita lupa sejenak akan kepenatan hidup di kota. Sayangnya bila mengunjungi tempat ini agak sore, ombaknya begitu besar sehingga tidak bisa dinikmati untuk berenang.

Pantai selanjutnya adalah pantai Padang-padang dan Uluwatu. Jalur ke pantai ini bisa melewati By Pass Ngurah Rai ke arah Universitas Udayana atau lewat jalur Jimbaran. Kedua jalur tersebut mengarah pada sebuah bukit kapur di jalan raya Uluwatu. Di hulu jalan tersebut banyak sekali terdapat resor-resor terkenal dan melewati kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park tentunya. Berjalan terus ke arah timur setelah kawasan resor Pecatu, akan banyak ditemui homestay-homestay dan sejumlah resto sederhana yang menawarkan makanan bercita rasa internasional. Nah di sekitar sinilah letak pantai Padang-padang. Keindahannya sudah terlihat dari atas jembatan yang kita lewati (lihat foto). Memasuki pantai ini, kita disambut oleh pura kecil yang eksotis karena menghadap langsung ke pantai dari atas ketinggian bukit. Setelah itu kita harus melintasi celah kecil yang terbentuk dari batu karang. Pantainya sendiri sangat landai dan pasirnya begitu putih. Namun air laut disini menjadi daya tarik utama karena jernih dan sangat kondusif untuk berenang. Bagi yang mau mencoba surfing, disinilah tempatnya. Nggak perlu capek mengayuh ke tengah laut untuk mencari ombak, di sini ada beberapa nelayan yang menawarkan jasanya untuk membawa kita ke tengah laut.

Pantai yang terakhir adalah pantai Uluwatu. Jarak antara pantai Padang-padang dengan Uluwatu tidak begitu jauh. Estimasi saya mungkin sekitar 5 km. Nah disinilah tempat terbaik untuk surfing, ombaknya begitu stabil bahkan sampai menjelang malam. Mau berenang, kejernihan pantai ini nggak kalah dengan pantai padang-padang. Batu-batu koralnya yang menyembul diantara jernihnya air juga cocok banget buat foto-foto pre wedding hehehe.

air terjun

Tlogo Putri

tlogo-putri

Tlogo Putri adalah salah satu wisata alam yang terletak di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Wisata alam yang dimiliki yaitu air terjun dengan ketinggian sekitar 30-45 meter. Tlogo Putri juga cocok bagi mereka yang sedang pacaran, karena terdapat banyak tempat duduk yang begitu romantis. Satu lagi, di Tlogo Putri juga kita bisa melihat banyak kera-kera kecil yang begitu lucu, dan kita juga bisa mencoba kuliner yang terkenal di daerah itu, antara lain sate kelinci, dll. Selamat berlibur

pantai parangtritis

Pantai Parangtritis

Parangtritis, adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir Samudra Hindia yang terletak kurang lebih 25 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup Krakal dan Pantai Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung - gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk.

Pantai Parangtritis

Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. lokasi lain adalah pantai parang kusumo dimana di pantai tersebut terdapat tempat konon untuk pertemuan antara raja jogjakarta dengan ratu laut selatan.

Pada hari-hari tertentu (biasa bulan suro) di sini dilakukan persembahan sesajian (Labuhan) bagi Ratu Laut Selatan atau dalam bahasa Jawa disebut Nyai Rara Kidul. Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau muda jika berada di pantai ini. Pantai Parangtritis menjadi tempat kunjungan utama wisatawan terutama pada malam tahun baru Jawa (1 muharram/Suro). Di Parangtritis ada juga kereta kuda atau kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat.

nusa kambangan





Nusa Kambangan

Nusa Kambangan adalah nama sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi di Indonesia. Pulau ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap dan tercatat dalam daftar pulau terluar Indonesia. Untuk mencapai pulau ini orang harus menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhan khusus di Cilacap selama kurang-lebih lima menit. Pelabuhan feri pulau ini bernama Wijayapura.

Semula terdapat sembilan LP di Nusa Kambangan (untuk narapidana dan tahanan politik), namun kini yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu LP Batu (dibangun 1925), LP Besi (dibangun 1929), LP Kembang Kuning (tahun 1950), dan LP Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Limus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger telah ditutup. Wilayah selatan pulau menghadap langsung ke Samudera Indonesia dengan pantai berkarangnya dan ombak besar. Wilayah utara menghadap Cilacap dan dikelilingi kampung-kampung nelayan sepanjang hutan bakau, antara lain Kampung Laut dan Jojog.

Nusa Kambangan

Penghuni Nusakambangan hanya para narapidana dan pegawai LP beserta keluarganya, di bawah pengawasan Departemen Kehakiman dan Pemda Cilacap. Keluar-masuk pulau ini harus memiliki ijin khusus dengan prosedur tertentu. Anak-anak para pegawai bersekolah di SD yang tersedia di dalam pulau. Untuk meneruskan ke tingkat lanjutan (SMP, SMU, atau perguruan tinggi), mereka harus bersekolah di Cilacap atau kota lainnya di Pulau Jawa.

Pulau Kambangan, yang berstatus sebagai cagar alam, selain sering digunakan untuk latihan militer, juga merupakan habitat bagi pohon-pohon langka, namun banyak yang telah ditebang secara liar. Saat ini yang tersisa kebanyakan adalah tumbuhan perdu, nipah, dan belukar. Kayu pawlar yang hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan, mempunyai kualitas yang setara dengan kayu dari Kalimantan.

Secara tradisional, penerus dinasti Kesultanan Mataram sering melakukan ritual di pulau ini dan menjadikannya sebagai “hutan ritual”. Di bagian barat pulau, di sebuah gua yang terletak di areal hutan bakau, ada semacam prasasti peninggalan zaman VOC. Di ujung timur, di atas bukit karang, berdiri menara mercusuar Cimiring dan benteng kecil peninggalan Portugis. Berbagai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa ditanam di sini. Nusa Kambangan tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan wijayakusuma yang sejati. Dari sinilah nama pulau ini berasal: Nusa Kembangan, yang berarti “pulau bunga-bungaan”.

Pelabuhan feri utama yang ada di Nusakambangan adalah Pelabuhan Sodong, khusus untuk kepentingan transportasi keluarga dan pegawai serta narapidana.

pasar terapung

Pasar Terapung Muara Kuin

Dengan menyaksikan panoramanya, wisatawan seakan-akan sedang tamasya. Jukung-jukung dengan sarat muatan barang dagangan sayur mayur, buah-buahan, segala jenis ikan dan berbagai kebutuhan rumah tangga tersedia di pasar terapung. Ketika matahari mulai muncul berangsur-angsur pasar pun mulai menyepi, sang pedagang pun mulai beranjak meninggalkan pasar terapung membawa hasil yang diperoleh dengan kepuasan.

Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.

Pasar Terapung

Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang unik dan langka.

Obyek wisata ini sering dianggap sebagai daya tarik yang fantastik, Banjarmasin bagaikan Venesia di Timur Dunia, karena keduanya memiliki potensi wisata sungai. Namun kedua kota berbeda alam dan latar belakang budayanya. Di Banjarmasin masih banyak ditemui di sepanjang sungai rumah-rumah terapung yang disebut rumah lanting, yang selalu oleng dimainkan gelombang.

Daerah Kuin merupakan tipe permukiman yang berada di sepanjang aliran sungai (waterfront village) yang memiliki beberapa daya tarik pariwisata, baik berupa wisata alam, wisata budaya maupun wisata budaya. Kehidupan masyarakatnya erat dengan kehidupan sungai seperti pasar terapung, perkampungan tepian sungai dengan arsitektur tradisionalnya. Hilir mudiknya aneka perahu tradisional dengan beraneka muatan merupakan atraksi yang menarik bagi wisatawan, bahkan diharapkan dapat dikembangkan menjadi desa wisata sehingga dapat menjadi pembentuk citra dalam promosi kepariwisataan Kalimantan Selatan. Masih di kawasan yang sama wisatawan dapat pula mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah dan Komplek Makam Sultan Suriansyah, pulau Kembang, pulau Kaget dan pulau Bakut. Di Kuin juga terdapat kerajinan ukiran untuk ornamen rumah Banjar.

pantai pandansimo

Pantai Pandansimo


Pantai Pandansimo ini letaknya bersebelahan dengan Muara Sungai Progo. Deburan ombak yang besar dan liar, suasana mistis yang masih kental dengan banyaknya petilasan yang keramat, hiruk pikuk nelayan berjuang melawan ganasnya ombak merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Pandansimo berasal dari kata Pandan yang berarti Pohon Pandan dan Simo yang yang berarti Macan. Pantai Pandansimo berada di Desa Poncosari atau sekitar 30 km dari Yogyakarta ke arah Selatan.

Pantai Pandansimo

Pada zaman Raja Hamengkubuwono VIII pantai ini diresmikan dan dijadikan tempat tirakatan, sekaligus kampung nelayan. Disini ada pasar ikan, dan ada padepokan yang dibangun dengan model khas bangunan Jawa.

Dari jauh, bangunan yang di tengahnya ada pohon pandan ini, nampak seperti simo, harimau. Tetapi setelah dekat, tempat ini terasa sejuk. Maka tempat ini disebut dengan nama Pandan Simo. Tak jauh dari sini ada Pandan Sari, yang juga ramai pada malam-malam tertentu, khususnya malam Jumat Kliwon. Juga ada Pandan Payung, sekitar satu kilometer arah ke barat. Disini agak sepi dan dikitari padang pasir yang cukup luas.

Pantai sepanjang Pandan Simo tidak cocok untuk berenang. Sangat dalam dan curam. Tetapi pemandangannya sangat bagus, terutama pada pagi hari sekitar jam 5.30 sampai jam 6.30. Tak jauh dari sini ada pelabuhan baru yang sedang dibangun, pelabuhan untuk para nelayan. Ikan-ikan yang dijual di sini cukup murah, sekitar Rp 20.000,00 per kg.

tanah toraja budaya pusaka leluhur

Tana Toraja Budaya Pusaka Leluhur

Kabupaten Tana Toraja ibukotanya adalah Makale, terletak di Propinsi Sulawesi Selatan, Pulau Sulawesi, Indonesia. Kabupaten Tana Toraja berjarak sekitar 350 km sebelah utara kota Makassar. Makassar adalah ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.

Di Kabupaten Tana Toraja terdapat Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan. Suku Toraja ini masih mempertahankan gaya hidup yang khas yaitu gaya hidup Austronesia. Tana Toraja adalah salah-satu obyek wisata yang ada di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.



Perjalanan Menuju Tana Toraja :
Perjalanan Udara
Dari Bandara Sultan Hasanuddin kota Makassar menuju Tana Toraja memerlukan waktu ± 45 menit.
Sesampainya di Tana Toraja, perjalanan dilanjutkan menuju ke kota Kecamatan Rantepao. Selanjutnya, dari Kota Rantepao menuju Kampung Bonoran yang berjarak ± 4 km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 30 menit dengan kendaraan umum.

Perjalanan Darat
Untuk jalur darat dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun dengan kendaraan umum. Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan jalur darat adalah ± 8 jam perjalanan.

Daya Tarik Tana Toraja

Rambu Solo
Rambu Solo adalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang telah meninggal dunia menuju alam roh untuk berkumpul kembali bersama para leluhur mereka disebuah tempat peristirahatan. Tempat peristirahatan para leluhur masyarakat Tana Toraja yang sudah meninggal dunia disebut Puya.
Upacara adat kematian ini disebut juga upacara Penyempurnaan Kematian, tanpa adanya upacara ini maka orang yang sudah meninggal dunia masih dianggap belum benar-benar meninggal dunia.

Bagian dari Upacara Rambu Solo adalah :
Upacara Rante
Upacara Rante adalah puncak dari Upacara Rambu Solo. Dalam Upacara Rante ini terdapat beberapa rangkaian ritual, yaitu :
● Proses pembungkusan jenazah
● Pembubuhan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah
● penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan
● Proses pengusungan jenazah ketempat peristirahatan terakhir

Rambu Tuka
Upacara Rambu Tuka adalah upacara adat yang berhubungan dengan acara syukuran, didalam upacara ini tak ada kesedihan yang ada hanya kegembiraan.
Saat berbahagia, masyarakat Toraja menggelar upacara Rambu Tuka. Upacara ini menarik karena berbagai atraksi, tarian, dan nyanyian dari kebudayaan Toraja yang unik.

Banyak ragam upacara Rambu Tuka, beberapa upacara adat yang masuk dalam kategori Rambu Tuka adalah :
mangrara banua (syukuran setelah rehabilitasi tongkonan)
aluk ma'lolo (upacara syukuran kelahiran)
aluk tanaman (upacara syukuran keberhasilan panen)

Dari beberapa ragam upacara tersebut, mangrara banua adalah acara yang terbesar.
Upacara Rambu Tuka ini menghadirkan semua rumpun keluarga, adanya acara ini membuat ikatan kekeluargaan di Tana Toraja menjadi sangat kuat.

Upacara Rambu Tuka dilaksanakan sebelum tengah hari di sebelah timur tongkonan. Ini berbeda dengan Rambu Solo yang digelar setelah tengah hari di sebelah barat tongkonan. Sebagai upacara kegembiraan, Rambu Tuka digelar mengiringi meningginya matahari. Sedangkan Rambu Solo digelar mengiringi tenggelamnya matahari.

Tongkonan
Tongkonan adalah bangunan rumah adat Suku Toraja.
Atap bangunan rumah adat ini terbuat dari daun nipa atau daun kelapa dan atap rumah adat ini dapat bertahan sampai 50 tahun lamanya. Di Londa, Rantepao terdapat Tongkonan yang telah berumur sangat tua, yaitu 600 tahun lamanya. Tongkonan bentuknya unik sehingga banyak membuat orang kagum melihatnya.
Tongkonan juga mempunyai strata sesuai dengan derajat kebangsawanan setiap orang, seperti Tongkonan dengan strata emas, perunggu, besi dan kuningan.

Fasilitas Yang Tersedia
Di lokasi wisata, tersedia berbagai macam souvenir khas Tana Toraja, seperti kalung, gantungan kunci, dan miniatur rumah adat Tana Toraja (Tongkonan).