Jumat, 26 Juni 2009

tanah toraja budaya pusaka leluhur

Tana Toraja Budaya Pusaka Leluhur

Kabupaten Tana Toraja ibukotanya adalah Makale, terletak di Propinsi Sulawesi Selatan, Pulau Sulawesi, Indonesia. Kabupaten Tana Toraja berjarak sekitar 350 km sebelah utara kota Makassar. Makassar adalah ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.

Di Kabupaten Tana Toraja terdapat Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan. Suku Toraja ini masih mempertahankan gaya hidup yang khas yaitu gaya hidup Austronesia. Tana Toraja adalah salah-satu obyek wisata yang ada di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.



Perjalanan Menuju Tana Toraja :
Perjalanan Udara
Dari Bandara Sultan Hasanuddin kota Makassar menuju Tana Toraja memerlukan waktu ± 45 menit.
Sesampainya di Tana Toraja, perjalanan dilanjutkan menuju ke kota Kecamatan Rantepao. Selanjutnya, dari Kota Rantepao menuju Kampung Bonoran yang berjarak ± 4 km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 30 menit dengan kendaraan umum.

Perjalanan Darat
Untuk jalur darat dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun dengan kendaraan umum. Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan jalur darat adalah ± 8 jam perjalanan.

Daya Tarik Tana Toraja

Rambu Solo
Rambu Solo adalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang telah meninggal dunia menuju alam roh untuk berkumpul kembali bersama para leluhur mereka disebuah tempat peristirahatan. Tempat peristirahatan para leluhur masyarakat Tana Toraja yang sudah meninggal dunia disebut Puya.
Upacara adat kematian ini disebut juga upacara Penyempurnaan Kematian, tanpa adanya upacara ini maka orang yang sudah meninggal dunia masih dianggap belum benar-benar meninggal dunia.

Bagian dari Upacara Rambu Solo adalah :
Upacara Rante
Upacara Rante adalah puncak dari Upacara Rambu Solo. Dalam Upacara Rante ini terdapat beberapa rangkaian ritual, yaitu :
● Proses pembungkusan jenazah
● Pembubuhan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah
● penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan
● Proses pengusungan jenazah ketempat peristirahatan terakhir

Rambu Tuka
Upacara Rambu Tuka adalah upacara adat yang berhubungan dengan acara syukuran, didalam upacara ini tak ada kesedihan yang ada hanya kegembiraan.
Saat berbahagia, masyarakat Toraja menggelar upacara Rambu Tuka. Upacara ini menarik karena berbagai atraksi, tarian, dan nyanyian dari kebudayaan Toraja yang unik.

Banyak ragam upacara Rambu Tuka, beberapa upacara adat yang masuk dalam kategori Rambu Tuka adalah :
mangrara banua (syukuran setelah rehabilitasi tongkonan)
aluk ma'lolo (upacara syukuran kelahiran)
aluk tanaman (upacara syukuran keberhasilan panen)

Dari beberapa ragam upacara tersebut, mangrara banua adalah acara yang terbesar.
Upacara Rambu Tuka ini menghadirkan semua rumpun keluarga, adanya acara ini membuat ikatan kekeluargaan di Tana Toraja menjadi sangat kuat.

Upacara Rambu Tuka dilaksanakan sebelum tengah hari di sebelah timur tongkonan. Ini berbeda dengan Rambu Solo yang digelar setelah tengah hari di sebelah barat tongkonan. Sebagai upacara kegembiraan, Rambu Tuka digelar mengiringi meningginya matahari. Sedangkan Rambu Solo digelar mengiringi tenggelamnya matahari.

Tongkonan
Tongkonan adalah bangunan rumah adat Suku Toraja.
Atap bangunan rumah adat ini terbuat dari daun nipa atau daun kelapa dan atap rumah adat ini dapat bertahan sampai 50 tahun lamanya. Di Londa, Rantepao terdapat Tongkonan yang telah berumur sangat tua, yaitu 600 tahun lamanya. Tongkonan bentuknya unik sehingga banyak membuat orang kagum melihatnya.
Tongkonan juga mempunyai strata sesuai dengan derajat kebangsawanan setiap orang, seperti Tongkonan dengan strata emas, perunggu, besi dan kuningan.

Fasilitas Yang Tersedia
Di lokasi wisata, tersedia berbagai macam souvenir khas Tana Toraja, seperti kalung, gantungan kunci, dan miniatur rumah adat Tana Toraja (Tongkonan).

2 komentar: